Interaksi sosial adalah aspek penting dalam kehidupan manusia yang mencerminkan hubungan positif antar individu dalam suatu kelompok. Namun, ada beberapa individu yang mengalami keterbatasan dalam berinteraksi sosial yang disebabkan berbagai gangguan yang berbeda-beda. Anak berkebutuhan khusus memiliki keunikan dalam berinteraksi sosial yaitu mereka dapat sefaham saat berkomunikasi dengan sesama anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini mengkaji penerapan pola asuh demokratis dalam meningkatkan interaksi sosial asosiatif dan mengatasi interaksi sosial disosiatif pada anak berkebutuhan khusus di SLB Al-Fir Ma’unah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis yang diterapkan secara konsisten mampu meningkatkan kemampuan anak dalam membangun interaksi asosiatif, seperti (1) kerja sama dalam kegiatan kelompok, (2) empati dan simpati, (3) komunikasi dua arah. Di sisi lain, penerapan pola asuh ini juga membantu mengatasi bentuk interaksi disosiatif seperti konflik dan pertikaian dengan teman sebaya, melalui pembentukan kontrol diri komunikasi dua arah antara orang tua dan anak dan penggunaan buku penghubung sebagai media kontrol. Faktor pendukung utama meliputi dukungan sekolah, pelatihan bagi orang tua, dan terapi berkelanjutan. Adapun hambatan meliputi stigma sosial, keterbatasan sarana, serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang kebutuhan anak ABK. Kolaborasi yang erat antara keluarga dan sekolah menjadi kunci dalam mewujudkan pola interaksi sosial yang sehat bagi anak berkebutuhan khusus.
Pola Asuh Demokratis, Interaksi, Sosial, SLB Al-Fir Ma’unah